Monday, June 7, 2010


MUNCULNYA PELANGI DUIT DI DESA KELAHIRANKUPorsea/Lumban Sitorus, 17 april 2010Semakin bertambahnya umur dan berkembang juga teknologi, disegala bidang yang tidak mengenal posisi kedudukan baik itu di desa di madya dan di kota tetapi, maka tidak dapat dipungkiri peradaban dan kemunafikan serta beragam macam sikap dan sifat yang muncul dengan naluri berfikir terbaru, Naluri tersebut kadang saya mencontohkan sebagai Virus yang masuk tanpa di undang. Dari tanggal 16 april sampai tanggal 17 berbagai desa saya lalui dan itari dan ini saya sebutkan satu persatu, desa lumban sitorus, desa lumban manurung, desa lumban sirait pasir dan desa lumban sirait gu, tanjung pasir, pangombusan sosor ladang,lumban kuala, siraituruk , siruar, parsoboran,lumban lobu, lumban julu,simpang opat,tag habbing, sitorus dolok,lumban sibuea,simakkuk, dolok nauli, hasahatan, laguboti,balige,sipitupitu, narumonda,porsea tana lapang, inilah desa yang sempat saya kelilingi selama dua hari di kampung. Lima belas tahun yang lalu desa yang kita cintai ini sangat menghadirkan suasan keakrapan keluarga yang familiar, dan sangat jarang sekali ada terdengar keributan yang melibatkan dalam satu desa, apalagi antara desa, dan saya masih mengingat ada istila MARSIADAPARI, boleh saya jelaskan sedikit masalah MARSIADAPARI karena memang pada saat jaman saya masih ada, marsiadapari adalah suatu kegiatan bekerja kesawah yang bergotong royong tanpa mengharapkan jasa dan upah tau bekerja ber-swadaya, dan kegiatan ini mendapat 3 golongan yakni :1. Kaum Ibu-ibu, yang artinya kegiatan ini adalah kumpulan antara kaum ibu saja.2. Kaum bapa-bapa, yang artinya sama kumpulan kaum bapa-bapa3. Kaum Pemuda, yang artinya kegiatan in di kerjakan oleh para pemuda yang biasanya masih sekolah tinggkat SMP sampai SMA.Itulah sedikt ringkasan tentang masalalu, tetapi sekarang atauran, norma adap, adat serta nuansa sudah hilang,Dulu biasanya pelangi selalu dating saat menjelang senja, yang mengingatkan kita akan segera pulang dari sawah dan kelelahan kita bekerja di sawah itu hilang setelah melihat pelangi datang dan berkumpul dengan keluarga kembali, tetapi sesaat saya duduk di melihat pelangi disaat senja dan melihat pelangi tetapi setelah tadi saya keliling banyak desa , setiap pribadi kita ajak berbicara sudah menunjukkan kedikdayaan masing-masing, kesombongan moral, sifat dan sikap kurang diajar dan aku simpulkan PELANGI itulah yang menjadi biang kehancuran moral di desaku, pelangi dengan beragam warna mengisap semua moral dan citra adat di desaku tercinta.Dan cerita ini tidak cukup hanya di situ saja, mengingat saya waktu pulang kampung saat itu ada pesta politik “PILKADA”.Sewaktu masih dulu aku sangat bangga menjadi seorang putra tobasa, yang pada saat itu terpilih menjadi salah satu yang masuk saringan UMPTN dan melanjutkan kuliah dan melihat teman-teman saya seangkatan bahkan senior , banyak sekali yang terpanggil dan terpilih” PUJI TUHAN” , dan beberapa tahun kemudian junior kita masih banyak juga yang terpilih, kita ucapkan puji tuhan juga, tetapi setelah melihat ritme pesta politik di desaku, betapa hancurnya, kita pikir matang-matang hanya untuk memilih satu bupati saja, keluarga kita sudah bisa di beli dengan duit tidak sampai disitu keberadapann keluarga sudah terpisahkan oleh karena system tersebut moral saling menghormati antara anak dengan bapak hilang karena pengajaran nilai system tadi “YANG PENTING AKU MENANG” tidak perduli apa itu ADAT, ADAB, NORMA KELUARGA, FAMILI, RUHUT NI DALIHAN NATOLU hilang di telang pelangi Politik dan politik itu sendiri memberikan janji –janji palsu yang mengatasnamakan DUIT dan kedudukan setelah terpilih merasa senang dan tidak terpilih merasa kehabisan, yang terpilih mengangkat KABINETNYA dari SIAPA????????? Setelah di porakporandakan politik tadi yang menghancurkan ADAT, KELUARGA, ADAB, FAMILI, DALIHAN NA TOLU maka muncullah Pemetakan keluarga yang sering di sebut “MARBADA ANTARA SAHUTA DOHOT DONGAN TUBU” keharmonisan hilang, naungan keluarga yang diselimuti pelangi disenja hari hilang terhisap oleh stigma politik, ketika terpilih dan terbentuklah KABINET MASING-MASING YANG TERPILIH” ternyata janji tersebut hanya lah isapan jempol semata bagi kaum team sukses, janji tinggal janji kedudukan sudah ditangan yang terpilih, secara money politik , itu sudah menghabiskan sekian banyak duit, GENTONG SUDAH HABIS, mengharapkan GAJI belum tentu bisa bayar KREDIT,,,,,,akhirnya janji membangun cabinet masing-masing perlu saringan dengan materi DUIT, ada duit PNS masuk, tidak ada duit “BEHA BAHENON”AI SO ADONG HEPENGMU”, sehingga GODANG NATARJOU ALAI OTIK NATARPILLIT “ SIAPAKAH YANGTERPILIH, marilah kita merogoh kantong kita masing-masing, BILA PENTING BAYAR PANEN AMANG . walaupun ini hanya sebuah cerita yang tidak sempurnah tapi yang pastinya disini kita diajarkan untuk berkaca ADAT,ADAB dan MORAL, dan kenudian masih banyak PUTRA-PUTRI KITA dari tobasa yang mempunyai keahlian dan kepintaran untuk di tempatkan sebagai tenaga ahli, cobalah lakukan stigma aduh pintar dalam mencapai kesejahteraanAKHIRNYA MUNCUL PELANGI DUIT DI DESAKU IKUT JUGA MENGHISAP ADAT,ADAB, MORAL KAUM BANGSAKU,Akan bersambung di statement berikutnya.

No comments: